Surakarta - Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) mendorong mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dalam upaya penghapusan kemiskinan melalui talkshow bertajuk “Dari Empati ke Aksi: Mahasiswa dan Masa Depan Pemberdayaan Masyarakat” di Aula FISIP Universitas Sebelas Maret (UNS), Kamis (23/10).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2023 tentang optimalisasi pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Talkshow yang dimulai pukul 13.00 WIB tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Kepala Biro Kemenko PM Dr. Keukeu Komarawati, Kaprodi Sosiologi FISIP UNS Prof. Dr. Argyo Dermatoto, dan Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Ir. Alfa Fabela Priyatmono.
Staf Ahli Menteri Kemenko PM Diah Tri Kumala Sari dalam sambutannya menegaskan pentingnya perubahan paradigma masyarakat agar tidak bergantung pada bantuan sosial.
“Negara hadir memastikan program pemberdayaan masyarakat tepat sasaran dan sesuai arah kebijakan,” ujarnya.
Baca juga: Unpas Gelar Bimbingan Mahasiswa Manajemen Bisnis 2025, Usung Tema “Generation of Virtue”
Sementara itu, Keukeu Komarawati menyoroti pentingnya strategi penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Selama ini kebijakan masih berfokus pada penerima bansos. Padahal pemberdayaan, terutama lewat UMKM, menjadi kunci membuka lapangan kerja baru,” jelasnya
Keukeu juga menjelaskan strategi yang dikembangkan pemerintah perlu didukung oleh anak muda untuk meningkatkan skill tertentu lewat UMKM.
Dari sisi akademisi, Argyo Dermatoto menekankan peran kampus dalam mendukung pemberdayaan melalui tridharma perguruan tinggi dan pelibatan mahasiswa secara aktif di masyarakat.
Ia juga menjelaskan langkah-langkah pemberdayaan masyarakat melalui perlindungan sosial yaitu dengan pemetaan kelompok sasaran, analisis situasi dan kondisi termasuk potensi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kegiatan pemberdayaan.
Kendati demikian, Alfa Fabela Priyatmono mengingatkan pentingnya pelestarian nilai budaya dan potensi lokal sebagai bagian dari pemberdayaan.
"Konsep pemberdayaan harus dimulai dari lingkungan terdekat. Menggali potensi kampung sendiri bisa menjadi pintu masuk kemandirian ekonomi," ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Kemenko PM berharap mahasiswa dapat mengambil peran sebagai agen perubahan yang mampu melakukan aksi nyata. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, pemberdayaan diharapkan memperkuat upaya pemberdayaan untuk Indonesia yang lebih sejahtera.
Baca juga: Tim PPM Prodi PTE FT UNNES Beri Pelatihan Trainer Kit Solar Cell Berbasis IoT
Editor: Redaksi Zilenialnews
