Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengusulkan agar pawai dimulai dari Balai Kota dan berakhir di Gedung Sate. Rute tersebut dipilih agar euforia kemenangan Maung Bandung bisa dinikmati masyarakat secara luas di sepanjang jalur utama kota.
“Kalau tujuannya Gedung Sate, start dari Balai Kota itu adil. Saya lebih setuju rute tersebut karena melalui jalur-jalur besar, sesuai alternatif pertama,” ujar Erwin dalam rapat koordinasi di Gedung Sate, Kamis (8/5/2025).
Untuk memastikan keamanan dan kelancaran, Pemkot Bandung melibatkan berbagai dinas teknis dan instansi terkait. Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) akan menyiagakan unit pemadam di titik awal dan akhir konvoi. Sementara Dinas Kesehatan (Dinkes) menyiapkan dua mini ICU dan pos kesehatan di sepanjang jalur pawai.
Dinas Perhubungan (Dishub) juga terus berkoordinasi dengan kepolisian demi pengaturan lalu lintas yang optimal selama konvoi berlangsung.
Pawai rencananya dimulai pukul 09.00 WIB dari titik awal dan diperkirakan berakhir pukul 13.00 WIB di Gedung Sate. Di lokasi akhir, akan digelar seremoni pengangkatan trofi (lifting trophy) oleh para pemain dan pelatih di puncak Gedung Sate, dilanjutkan sapaan kepada publik dari panggung utama.
Panitia juga akan menyiapkan layar lebar di beberapa titik agar bobotoh dapat menyaksikan prosesi secara nyaman.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, menjelaskan bahwa perubahan rute dilakukan karena pertimbangan teknis dan keamanan. Semula, rute pawai direncanakan berakhir di Stadion GBLA, namun dipindahkan ke Gedung Sate.
“Pertandingan terakhir dan pengalungan medali sudah dilakukan di GBLA pada 24 Mei. Maka, tidak memungkinkan mengadakan acara besar lagi di sana sehari setelahnya. Akses ke GBLA juga sangat padat,” ujar Erwan.
Ia menyebut titik awal konvoi masih dikaji, dengan dua opsi: Balai Kota atau Mapolda Jabar. Namun, keputusan final soal rute akan ditentukan pada rapat koordinasi terakhir tanggal 19 Mei 2025.
Sementara itu, Head of Communications PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Adhi Pratama, mengatakan pemilihan Gedung Sate sebagai titik akhir sudah mempertimbangkan banyak aspek, termasuk kemudahan akses dan representasi simbolik.
“Titik start memang masih dikaji, tapi Balai Kota dinilai paling ideal dan representatif,” ucap Adhi.
Editor: Redaksi Zilenialnews
Sumber: Humas Bandung