Karawang - Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) resmi menutup rangkaian Unsika Art and Culture Competition 2025 pada Selasa (28/10/2025). Kegiatan dua tahunan yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paguyuban Rakyat Seni Unsika (Parasika) ini menjadi wadah bagi mahasiswa, pelajar, hingga anak usia dini untuk menyalurkan bakat dan kreativitas di bidang seni dan budaya.
Acara yang berlangsung sejak Minggu (26/10/2025) ini diikuti oleh ratusan peserta dari empat provinsi: DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan Lampung. Berbagai mata lomba digelar, termasuk Kompetisi Band, Solo Vocal, Tari Tradisional (Kategori Rampak dan Individu), Paduan Suara, dan Modern Dance.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama Unsika, Dr. H. Amirudin, Drs., M.Pd.I, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga bagian dari pemenuhan Indikator Kinerja Utama (IKU) II universitas yang berfokus pada prestasi mahasiswa tingkat nasional.
“Tujuan utamanya adalah menyalurkan minat dan bakat mahasiswa serta pelajar. Tahun ini diikuti oleh empat provinsi,” ujar Prof. Amirudin.
Ia menjelaskan bahwa Unsika terus mendukung kegiatan seni melalui anggaran UKM rutin dan dana prestasi khusus.
“Parasika setiap tahun memiliki anggaran tersendiri. Namun, untuk acara berskala nasional dan berprestasi, kami menambahkan dari dana prestasi. Tahun ini, kami telah menyiapkan dana khusus untuk Art and Culture Competition,” katanya.
Dalam ajang ini, kontingen Unsika berhasil meraih sejumlah penghargaan, termasuk juara 2 Kompetisi Band, juara 2 dan 3 Kompetisi Solo Vocal, juara 1 dan Juara Favorit Kompetisi Tari Tradisional (Kategori Rampak) dari Sekar Rinjani, Parasika Senior, serta The Best Costume Kompetisi Tari Tradisional (Kategori Rampak) dari Srikandi Makalangan, Parasika Junior / Anggota Baru Semester 1. Mereka juga meraih Juara 3 Kompetisi Tari Tradisional (Kategori Individu) dan Juara 1 Kompetisi Paduan Suara.
Baca juga: Lewat Talkshow di UNS, Kemenko PM Ajak Mahasiswa Wujudkan Aksi Nyata Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu juri modern dance dari Young Crew Jakarta, Tiwski, mengaku kagum dengan antusiasme peserta Karawang yang menunjukkan semangat luar biasa.
“Sejujurnya, saya kaget, karena di Jakarta, dancer sering gengsi jika belum jago. Namun di Karawang, mereka berani tampil meskipun belum sempurna. Itu spirit yang luar biasa,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa peserta di Karawang mulai berani bereksperimen dengan gaya modern yang dipadukan dengan unsur lokal.
“Ada yang memadukan hip-hop dengan tari daerah, dan hasilnya sangat keren. Ini membuktikan kreativitas anak-anak Karawang tidak kalah,” katanya.
Tiwski juga menilai bahwa prospek karier di bidang tari masih terbuka lebar, dengan banyak peluang, terutama dengan adanya platform digital.
“Jika konsisten dan fokus, dunia dance dapat menjadi karier. Asalkan tidak setengah-setengah,” ujarnya menutup.
Salah satu peserta, Kevin Ebenezer, mahasiswa Fakultas Pertanian Unsika, yang meraih Juara 2 Kompetisi Band, merasa bangga dan banyak belajar dari ajang ini.
“Kami harus membuat aransemen ulang lagu 'Pupus' dari Dewa 19 dan 'Ini Laguku' dari Mahalini. Tantangannya besar, tetapi kami ingin tampil berbeda. Ini pengalaman berharga,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan seperti ini bisa memicu semangat bermusik di Karawang.
“Anak muda Karawang memiliki banyak potensi. Jika event seperti ini rutin, industri musik lokal pasti akan berkembang,” katanya.
Penutupan Unsika Art and Culture Competition 2025 berlangsung hangat dan meriah. Selain pemberian piala dan piagam penghargaan kepada para pemenang, acara juga diisi dengan penampilan kolaborasi pemenang dari kategori band, dance, dan paduan suara.
Ajang ini menjadi bukti nyata komitmen Unsika dalam mengembangkan potensi seni dan budaya mahasiswa serta memperkuat posisi Karawang sebagai daerah dengan talenta kreatif yang terus tumbuh.
“Ini bukan sekadar lomba, tetapi cermin semangat kreatif mahasiswa dan pelajar. Unsika akan terus mendukung agar kegiatan seni seperti ini menjadi kebanggaan daerah,” tutup Prof. Amirudin.
